Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Tari Piring berasal dari Minangkabau Solok Sumatera Barat

 Tari piring berasal dari tempat Minangkabau sumatera barat, Tari piring adalah tari yang berasal dari tempat Minangkabau Sumatera barat, secara tradisional tari piring berasal dari tempat solok Sumatera Barat. Properti dari tari piring adalah Piring, Busana, Selendang, kuncir pinggang, dan Aksesoris.

Budaya yang berada di Indonesia pasti tidak tersedia habisnya. Provinsi Sumatera barat tenar dengan banyak kebudayaan yang unik, salah satunya adalah Tari piring yang berasal berasal dari Minangkabau. Lebih tepatnya tari piring berasal berasal dari tempat Solok, Sumatera Barat.

Tari piring adalah tari tradisional yang Mengenakan piring sebagai propertinya. Tari piring berasal berasal dari tempat Solok, Sumatera Barat. Tarian ini punyai nama lain, yaitu tari piriang di di dalam bahasa minangkabau. Pertunjukan tari piring digelar untuk menarik para wisatawan yang tengah berkunjung. Pertunjukan ini termasuk sebagai fasilitas untuk melestarikan budaya yang tersedia di Indonesia. Berikut dapat munus sajikan informasi tentang tari piring


Tari piring berasal dari Sumatera Barat sumber foto: https://kemlu.go.id

Sejarah Tari Piring

Tari piring berasal berasal dari provinsi Sumatera Barat. Masyarakat disana melaksanakan ritual berwujud tarian sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada dewa atas hasil panen yang berlimpah. Dalam ritual ini, masyarakat membawa sesaji berwujud makanan yang di sajikan di atas piring. Piring piring selanjutnya setelah itu dibawa oleh penari untuk digunakan sebagai properti tari. Para penari yang membawa piring termasuk diiringi dengan dengan musik yang cocok dengan dengan gerakan mereka.

Piring termasuk digunakan sebagai alat kesenian tidak hanya digunakan sebagai alat makan. Contohnya adalah sebagai properti untuk tari piring. Pada awalnya, piring-piring yang dipakai di dalam tarian ini dikirim segera berasal dari Cina. Piring porselen yang berasal berasal dari Cina tenar membawa nilai estetis tinggi supaya pantas untuk digunakan sebagai properti tarian. Seiring dengan dengan masuknya agama Islam di Sumatera Barat, tarian ini tak kembali digunakan sebagai ritual. Tarian ini digunakan hanya untuk hiburan saat tersedia pementasan di upacara kebiasaan khas Minangkabau.

Fungsi dan Makna Tari Piring

Tarian ini digunakan untuk ritual kepada dewa sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Ritual selanjutnya dulu dipercaya untuk punyai obyek kepada dewi padi yaitu Sang Sri. Tari piring dulu termasuk dipentaskan saat tersedia acara tertentu seperti upacara adat, upacara panen padi, khitanan, upacara pernikahan dan lainnya. Selain ungkapan rasa syukur, Makna tari Piring mencerminkan bagaimana kehidupan masyarakat tradisional Minangkabau saat bekerja di sawah.

Seiring dengan dengan pertumbuhan zaman serta berkembangnya agama islam di nusantara, tarian ini tidak hanya dipentaskan untuk upacara adat. Tarian ini termasuk kerap dipentaskan saat tersedia acara hari-hari besar seperti hari kemerdekaan Indonesia, penyambutan tamu, dan lain-lain.

Properti Tari Piring

Dalam pementasan tarian khas Minangkabau ini dibutuhkan lebih dari satu properti yang berguna untuk meningkatkan keestetikan penampilannya. Bahkan, lebih dari satu properti termasuk jadi identitas berasal dari suatu kesenian tari yang sanggup membedakannya berasal dari tari tradisional lainnya. Untuk itu, bermacam macam properti yang dibutuhkan di dalam pementasan tari piring adalah sebagai berikut.

1. Piring

Sesuai dengan namanya, tari piring Mengenakan properti utama berwujud dua buah piring yang terbuat dari keramik atau porselen. Piring ini setelah itu dipegang dengan tangan kanan dan kiri.

2. Damar

Damar adalah sejenis kayu pohon yang dipakai untuk diketukkan ke piring supaya membuahkan lantunan nada. Damar yang digunakan sudah diberi lubang pada anggota ujung jari tengah kanan dan kiri.

3. Baju kurung

Sama halnya dengan tarian tradisional lainnya, tari piring punyai kostum tertentu yang disebut baju kurung. Baju kurung terbuat dari beludru atau satin dengan motif bunga dan warna yang cerah.

4. Kain kodek

Para penari tari piring dapat Mengenakan kain kodek yang mirip dengan sarung, sebagai bawahan baju kurung. Kain kodek pada kebanyakan berwarna keemasan dikarenakan merupakan lambang kebijaksanaan.

5. Selendang

Untuk melengkapi baju tari piring, para penari kebanyakan Mengenakan selendang yang dikenakan melingkar dari anggota atas bahu ke bawah pinggang.

6. Ikat pinggang

Ikat pinggang pada tarian piring berguna untuk mengencangkan kain kodek supaya tidak longgar saat dipakai menari. Bagi penari wanita, kuncir pinggang dipakai di di dalam baju kurung supaya tidak terlihat, tetapi penari pria Mengenakan kuncir pinggang di luar pakaian.

7. Alat musik

Tari piring memerlukan alat musik untuk mengiringi para penari menari. Beberapa alat musik yang dipakai yaitu saluang, talempong, rabab, bansi, dan saruni. Namun, kini alat musik tari piring sanggup diganti dengan rekaman lagu.

Musik pengiring tari piring yang direkam supaya lebih efektif dan efektif di dalam penggunaannya. Hal selanjutnya dilaksanakan fungsi mengantisipasi kekeliruan yang dapat terjadi jika dimainkan secara langsung. Selain itu, alasan lainnya yang mendukung tentang selanjutnya adalah untuk menghemat ongkos pertunjukan.

Pola Lantai Tari Piring

Ketika menampilkan sebuah seni tari, tentang yang lazim untuk diperhatikan adalah pola lantai yang digunakan. Pola lantai sendiri merupakan pola lintasan yang mesti diikuti oleh para penari supaya membuahkan tarian yang cocok dan kompak. Dalam tari ping sendiri, setidaknya tersedia enam pola lantai yang digunakan di dalam satu pertunjukan. Pola selanjutnya diantaranya adalah spiral, berbaris, lingkaran kecil dan besar, vertikal, dan termasuk horizontal.

Bentuk pola yang spiral terlampau bisa saja bagi penari untuk memberikan kesan lembut dikarenakan pemanfaatan pola spiral ini Mengenakan lebih dari satu garis lingkaran yang Sejalan dengan dengan anggota badan. Setelahnya, para penari membentuk pola lingkaran besar dan termasuk lingkaran kecil. Untuk pola vertikal adalah pergerakan maju mundur dari para penari, tetapi horizontal adalah gerakan dari samping ke samping (kanan-kiri).

Untuk klimaksnya, piring yang dipegang masing-masing penari setelah itu dilempar hingga pecah jadi lebih dari satu anggota pecahan. Mereka setelah itu dapat terjadi di atas pecahan piring selanjutnya tanpa terluka. Hal ini lah yang semakin lama meningkatkan kemampuan tarik dari tari tradisional khas Minangkabau ini.

Keunikan Tari Piring

Meski tarian ini merupakan warisan turun temurun, tetapi tari piring tidak tergerus oleh pertumbuhan zaman. Tari ini hingga saat ini senantiasa kerap dipentaskan dan sanggup mengakibatkan penontok berdecak terpesona saat memandang gerakan-gerakannya. Beriktu ini adalah keunikan dari tari piring, yaitu:

Piring Sebagai Properti Utama

Sesuai dengan namanya, tarian ini Mengenakan peralatan utama berwujud piring saat menari. Piring inilah yang mengakibatkan tarian ini tidak mirip dengan tari kebiasaan dari tempat lain. Penggunaan piring sebagai gerakan tari punyai makna dan moment tersendiri, dan hebatnya piring sesudah itu tidak dulu jatuh saat dimainkan.

Gerakan Tari Unik

Gerakan basic dari tari piring adalah menempatkan piring diatas ke dua telapak tangan setelah itu menggenggamnya. Piring digerakkan secara memutar dan diayun-ayungkan mengikuti irama music pengiring. Dengan tehnik memegang tertentu, piring sesudah itu tidak sanggup jatuh.

Beragam Musik Pengiring

Untuk mengiringi penari piring digunakan bermacam style alat musik seperti rebana, gong, saluang, talempong dan sebagainya. Tarian ini diiringi oleh irama music panayuhan yang kebanyakan memainkan lagu Takhian Sai Tiusung dan Takhi Pinghing Khua Belas. Perpaduan gerakan dan musik yang unik menjadikan tarian ini tak tersedia duanya.

Suara Denting Cincin dan Piring

Pada saat menari sanggup muncul suara dentingan yang berasal dari cincin dan piring yang jadi property. Suara sesudah itu semakin lama lama meningkatkan ciri khas tarian ini dikarenakan sanggup menyatu dengan musik pengiringnya.

Menari di Atas Pecahan Piring

Keunikan lain yang sepertinya tidak dimiliki oleh kesenian tari manapun terdapat pada akhir pertunjukan. Para penari sanggup melempar piringnya ke lantai hingga pecah, setelah itu terjadi diatas pecahan piring yang tajam sesudah itu tanpa terluka.

Gerakan Tari Piring

Para penari piring Mengenakan dua buah piring yang digenggam pada telapak tangan mereka. Sesuai irama musik setelah itu piring sesudah itu diayun-ayunkan sedemikian rupa.

Beberapa gerakan lain di dalam tarian ini pada lain gerak pasambahan, gerak singanjuo lalai, gerak mencangkul, gerak menyiang, gerak menghalau sampah, gerak memagar, gerak menyemai, gerak mencabut benih,gerak bertanam dan gerak melepas lelah.

Selain itu tersedia pula gerakan seperti gerak mengantar juadah, gerak mengambil padi, gerak menyambit padi, gerak manggampo padi, gerak menganginkan padi, gerak mengikir padi, gerak membawa padi, gerak menumbuk padi, gerak gotong royong, gerak menampih padi dan gerak menginjak pecahan kaca.